Minggu, 27 Juni 2010

TIPS CARA MENGAJAR YANG BAIK

TIPS DAN TRIK BELAJAR DAN MENGAJAR
Diposkan oleh SDN BANJARAN IV Label: TIPS DAN TRIK BELAJAR DAN MENGAJAR
Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian / Ulangan Pelajaran Sekolah Bagi Siswa SD, SMP, SMA


Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.

Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :

1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.

2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.

3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.

4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.

5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman. Selain itu

6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.


7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.

8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.

Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
(http://organisasi.org. )

Cara Mengajar yang Baik
4 April 2007 oleh enon
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang bisa menyodorkan daftar panjang berisi kriteria-kriteria untuk menjawab pertanyaan ini. Daftar tadi bisa jadi merujuk pada berbagai referensi—kesiapan materi, cara memperlakukan anak didik, tingkah laku, dan lain-lain—yang bisa jadi berbeda-beda bagi setiap orang.
Tapi, daripada pusing menyusun berbagai macam kriteria, mengapa tidak kita tanya saja anak-anak tentang guru yang baik menurut mereka? EENET Asia menurunkan sebuah laporan tentang guru ideal dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal.
Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.
Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.
Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.
Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.
Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:
Guru kami tahu nama tiap anak.
Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.
Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)
Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.
Paragraf terakhir pada tulisan tersebut agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal:
Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Ditulis dalam pendidikan | 12 Tanggapan
12 Tanggapan ke “Cara Mengajar yang Baik”
1. di/pada 23 Maret 2008 pada 11:09 salmah
sungguh luar biasa seorang guru dalam mengajar..sangat wajar kalau guru dikatakan seorang pahlawan..cuma diindonesia seorang guru lebih2 guru yang mengajar keislaman.sangat terpuruk..apakah kita semua sanggup menutup mata kepada guru kita sendiri??trims


2. di/pada 29 April 2008 pada 11:11 Wita
Ass.Wr.Wb..
Salam Kenal,,Terima kasih informasinya,,itu sangat bermanfaat buat saya.
Saya mahasiswa matematika semester 4 di
Bandung. Sebentar lagi kan liburan akhir smester,nah saya ditawarin ngajar di smp/sma..saya mau tanya, gimana
caranya agar saya tidak kelihatan canggung dalam
mengajar dan siswanya tidak jenuh,,karena
ini pengalaman pertama saya buat ngajar matematika.
dan saya tipe orang yang gampang marah n BT an.
Katanya sih saya orangnya jutek,tapi sbnarnya
ga.
Makasih,,
Saya tunggu informasi selanjutnya..
Wass.Wr.Wb..


3. di/pada 9 Mei 2008 pada 14:58 enon
#1: salmah
Saya kurang mengerti maksud Anda tentang guru keislaman, apakah maksudnya guru mata pelajaran agama Islam, ataukah guru yang mengajarkan hidup islami? Dan terpuruk dalam hal apa?
#2: Wita
Saran yg bisa saya sampaikan: Pertama adalah rileks. Lalu jadikan diri kita menjadi pusat perhatian anak-anak. Setelah kita yakin mereka menerima keberadaan kita di antara mereka, baru kita bisa sampaikan materi.
Juga kenali dulu situasi kelas sehingga dapat menentukan metode pengajaran yg tepat untuk situasi tersebut. Tak kalah pentingnya, ciptakan suasana yg menyenangkan, jangan sekali-kali memberi kesan “saya adalah guru kalian, kalian jangan macam-macam”.
Nanti kalau sudah sering mengajar, kita juga akan terbiasa, kok. Nikmati aja, jangan terlalu khawatir.
Jadilah guru yang dicintai anak-anak.


4. di/pada 21 Mei 2008 pada 18:23 paidjo
banyak tuntutan dari beberapa pihak, saat anak² mereka tidak lulus dalam UN, menyalahkan gurunya (ngajar g bisa, ngajarnya g becus) padahal itu juga blm tentu.. tp saat kualitas guru yg sudah di tinggakkan saat ini, banyak kalangan atas yang tidak mmperhatikan kesejahteraan dari seorang guru. masih banyak keluhan² gaji guru beberapa bulan belum keluar (untuk guru honor).


5. di/pada 30 Juni 2008 pada 13:46 lika
salam kenal,
background saya bukan keguruan tapi saya dituntut untuk bisa jadi instruktur pd suatu lembaga pendidikan. yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana cara untuk mempersiapkan materi pelajaran
2. Bagaimana cara untuk bisa menguasai materi
3. Bagaimana cara untuk bisa mengajar dengan baik dan tidak grogi.
4. bagaimana cara menjawab suatu pertanyaab jika kita tidak bisa menjawabnya.
trim’s


6. di/pada 19 Juli 2008 pada 22:44 saiful
salam kenal smuanya..terima kasih atas informasinya..saya mahasiswa tarbiyah pendidikan agama sem 6..saya ingn bertanya, bagaimana sich metode mengajar ilmu pddkn agama yang tepat untk siswa SMA. terima kasih sebelumnya


7. di/pada 25 Juli 2008 pada 08:34 pakansi
harusnya kesejahteraan guru ditingkatkan, karena begitu besar pengabdiaannya, hidup guru


8. di/pada 25 Juli 2008 pada 19:01 ananda
mba,..saya berusia 19tahun.sudah mengajar komputer di al-azhar kelas 1 dan 2.selepas sma saya lanjut kuliah jurusan IT. belum selesai kuliah,ada tawaran untuk mengajar,..awalnya saya hanya sebagai guru inval yang cuti hamil,tapi..ketika masih ada lowongan ngajar komputer,..akhirnya saya dilanjutkan untuk mengajar seterusnya.
saya ngajar hampir 3 bulan.tapi,..saya masih merasa kurang puas dlm menyampaikan dan masih canggung dengan guru kelas dan pendamping yang menunggu siswanya di lab. komputer…
sampai saat ini, saya masih canggung mba,…
krn merasa masih muda sekali untuk jadi guru di sekolah yg semua orang kenal.
mba,..add nama saya di ym mba ya???
masih banyak yang ingin saya tanyakan.
syukron,…jzkllh.


9. di/pada 31 Agustus 2008 pada 13:51 dodimawardi
Salam,
Artikel yang sangat menarik dan bermanfaat.
Setiap pengajar memang harus sungguh-sungguh dan fokus dalam memberikan ilmunya kepada anak didik. Tidak ada cara terbaik, yang ada adalah cara yang terus diperbaiki.
Wasalam,
Dodi Mawardi


10. di/pada 20 Oktober 2008 pada 12:58 salmah
sangat luar biasa


11. di/pada 2 Nopember 2008 pada 21:36 rahmani
assalamualaikum wr. wb..
makasih atas informasinya…
saya butuh saran, bagaimana cara mengatasi keributan murid dalam kelas, bagaimana cara mengatasi grogi dalam kelas n cara sehingga kita dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
mkasih, saya tunggu informasinya.


12. di/pada 12 Nopember 2008 pada 23:53 gigih ginanjar
saya guru baru, dan baru mengajar sekitar 6 bulan. Dan hasil peningkatan mata pelajaran yang saya ajarkan meningkat secara tajam. Bayangkan! nilai mata pelajaran saya menjadi yang tertinggi rata-ratanya di sekolahan tersebut. jadi kunci sukses menjadi guru menurut saya adalah bagaimana meningkatkan prestasi dan moral anak yang terendah di kelas, bukan yang tertinggi. Karena bila kita bisa mengangkat nilai dan moral anak yg terendah (terpuruk) itulah kemenangan yg sebenarnya. karena yang terbaik di kelas itu mereka sudah mengerti dan paham apa yg akan mereka lakukan. sedangkan yg terburuk kita mengajarkannya benar-benar dari dasar dan nol. disitulah bisa dilihat guru yang sebenar-benarnya guru dan bukan… waslmkm.


Trackback URI | Komentar RSS
Tinggalkan Balasan

Nama (wajib)
Surat (tidak akan dipublikasika


















December 2008
M T W T F S S
« Nov

1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16
17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
Link Site
---->"Perkuliahan"
---->"The E-Learning Center"
---->"Friendster Ane"
---->"Benarkah Qibladmu"



Archives


• December 2008
• November 2008
• October 2008
Recent Posts
• COMPLICATED HEART
• Sikap Seorang Pemimpin
• Membuat flashdisk Aman dari Autorun-nya Si-virus
• Allah Menguji pada Titik Terlemah Kita
• Memblokir Situs Porno di Internet Explorer
Categories
• Berita
• Cerita
• Leader..?
• Mutiara Kata
• New Artikel
• Pendidikan
• Religi
• Suara Hati
Plurk'in Dong

Bersahabat..
View shoutbox
Powered By





CATAGORIES
Cara Mengajar yang Baik
3rd November 2008
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang bisa menyodorkan daftar panjang berisi kriteria-kriteria untuk menjawab pertanyaan ini. Daftar tadi bisa jadi merujuk pada berbagai referensi—kesiapan materi, cara memperlakukan anak didik, tingkah laku, dan lain-lain—yang bisa jadi berbeda-beda bagi setiap orang.
Tapi, daripada pusing menyusun berbagai macam kriteria, mengapa tidak kita tanya saja anak-anak tentang guru yang baik menurut mereka?dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal.
Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.
1. Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.
2. Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.
3. Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.
Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:
1. Guru kami tahu nama tiap anak.
2. Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.
3. Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)
4. Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.
Paragraf terakhir pada tulisan tersebut agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal:
• Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Posted in: Pendidikan |


Indofamily Free Consultation
This option will not work correctly. Unfortunately, your browser does not support Inline Frames
Indonesian On The Go
This option will not work correctly. Unfortunately, your browser does not support Inline Frames
Advertisement










Trik Agar Anak Mudah Ungkapkan Perasaan

User Rating: / 0
Poor Best


on 01-09-2008 11:30
Views : 114

Favoured : 8

Anak-anak memiliki kehidupan emosional yang kaya tetapi mereka belum belajar mengungkapkan perasaannya dalam cara-cara yang layak. Kadang-kadang mereka dipenuhi dengan perasaannya karena belum dapat mengontrolnya. Dengan menggunakan metoda "Nyaman, Bermain & Mengajar," orangtua bisa membantu anak-anak belajar menghadapi perasaan-perasaannya.

Nyaman

Satu cara penting untuk membuat nyaman seorang anak adalah menanggapi perasaannya secara serius, mengakui dan memahami perasaan-perasaannya sebagai hal nyata baginya. Anda bisa mengatakan seperti, "Ayah bisa melihat kalau perasaanmu sangat kecewa karena engkau tidak mendapat hadiah." Mengesahkan perasaannya adalah langkah pertama untuk membantunya menyalurkan perasaannya secara layak.

Dengan menunjukkan bahwa Anda memahami perasaannya juga akan menenangkan anak Anda. Tindakan Anda ini akan membuatnya sadar bahwa perasaan adalah hal normal dan bukan sesuatu yang salah atau perlu disembunyikan. Sebagai contoh, Anda bisa menceritakan kepadanya saat terakhir Anda merasa frustrasi atau sedih.

Bermain

Bermain bisa menjadi sarana yang sangat baik bagi anak-anak untuk belajar soal perasaan. Bermain pura-pura memungkinkan balita dan anak prasekolah bereksperimen dengan serangkaian emosi dan situasi dengan aman dan tanpa konsekuensi nyata. Permainan imajiner yang khas antara lain "pergi ke dokter." Dalam skenario ini, seorang anak yang berperan sebagai dokter bisa mengatakan kepada anak lain, "Ini mungkin terasa sakit, tapi kamu akan sembuh." Bermain peran seperti ini memungkinkan anak-anak mengontrol situasi yang menakutkan dan mengubahnya menjadi sesuatu yang mereka inginkan.

Membaca buku cerita yang menggambarkan situasi dan emosi tertentu juga cara yang bagus dan menyenangkan bagi anak-anak untuk menghadapi emosi nyata, seperti takut gelap, kehilangan hewan piaraan, dan lain sebagainya.

Mengajar

Anda bisa mengajar anak Anda dengan memberi contoh bagaimana Anda mengendalikan emosi Anda. Misalnya, dengan meneladankan bagaimana Anda menenangkan diri di tengah situasi stres atau menjengkelkan. Dengan begitu, pesan Anda akan sampai dengan kuat.

Mengajarkan kepada anak Anda bagaimana membicarakan perasaan bisa membantunya belajar menghadapi perasaan secara efektif. Ketika Anda menyebutkan nama-nama perasaan untuk menjelaskan apa yang dirasakannya di dalam hatinya dan penyebab dari perasaan itu, maka situasi tersebut dapat dihadapi dengan lebih tenang dan konstruktif. (m&k/ip)
Last update : 01-09-2008 11:30










Users' Comments


Add your comment
S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar